BAB
I
PENDAHULUAN
1.1Latar
Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan
yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan perkembangan anak
antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki
tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Pada masa usia dini anak mengalami masa
keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai sensitif
untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda,
seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa
peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.
Perkembangan anak usia dini adalah
masa-masa kritis yang menjadi fondasi bagi anak untuk menjalani kehidupannya di
masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian dari potensi
kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini. Sehingga kita
sebagai orang dewasa harus mengetahui potensi anak pada usia dini dengan
pehatian yang lebih. Agar potensi anak tersebut dpat kita ketahui sejak dini.
Nah unutk mengetahuinya tentu kita perlu memahami sifat dan sikap tentang anak
pada usia dini tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah definisi Anak Usia Dini?
b. Bagaimana fase perkembangan pada
anak usia dini?
c. Apakah permasalahan yang sering
terjadi pada perkembangan anak usia dini?
1.3Tujuan
a. Mengetahui pengertian anak usia dini.
b. Mengetahui fase perkembangan pada
anak usia dini
c. Mengetahui Permasalahan dalam
perkembangan anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6
tahun.. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak
sehingga disebut Golden Age. Anak Usia Dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental. Anak Usia Dini
belajar dengan caranya sendiri.
Karakteristik Umum Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa perkembangan dan
pertumbuhanyang sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Erickson
mengemukakan bahwa “masa kanak-kanak
merupakan gambaran manusia sebagai manusia. Perilaku yang berkelainan pada masa
dewasa dapat dideteksi pada masa kanak-kanak”.
Karakteristik
Umum atau sifat-sifat Anak Usia Dini, sebagai berikut:
a. Unik,
artinya sifat anak itu berbeda satu sama lainnya.
b. Egosentris,
artinya anak lebih cenderung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang
dan kepentingannya sendiri.
c. Aktif
dan Energik, artinya anak lazimnya senang melakukan aktivitas.
d. Rasa
ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
e. Eksploratif
dan berpetualang, maksudnya terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, anak
lazimnya menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal baru.
f. Spontan,
artinya perilaku yang ditampilkan anak umumnya relatif asli dan tidak
ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan
pikirannya.
g. Senang
dan kaya dengan fantasi, artinya anak senang dengan hal-hal yang imajinatif.
h. Masih
kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.
i.
Daya perhatian yang pendek
j.
Bergairah untuk belajar.
k. Semakin
menunjukkan minat terhadap teman
2.2
Fase
Perkembangan Padan Anak Usia Dini
a.
Perkembangan dan Pertumbuhan
Kemampuan Fisik
Sebagai seorang orang dewasa, orang tua menantikan
tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak.
Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses
pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan
umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak
sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa
tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar
berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang
lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.
Tahapan
Perkembangan Fisik Anak Usia Dini :
Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya
menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu
melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik
muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering
khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas,
harga mungkin agak berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan
keterampilan motorik ini pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa
jenis kecacatan hadir.
Ada
dua jenis keterampilan motorik:
a. Bruto (atau besar)
keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan
kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi
b. berjalan,
berlari, keseimbangan dan koordinasi.
Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang
termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
c. Fine (atau kecil)
keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah
lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih
rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan
penangkapan.
Pertumbuhan Fisik
Perkembangan
fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
a. Otot
besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan
tangan berkembang sebelum mereka di jari. Anak-anak belajar bagaimana melakukan
bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar
untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.
b. Pusat
tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih
kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
c. Pembangunan
berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa
bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.
c. Pekembangan
Kognitif
Perkembangan anak usia dini meliputi
perkembangan kemampuan kognitifnya. Kemampuan kognitif ini barkaitan dengan
daya ingat, kemampuan menganalisa maupun kemampuannya memecahkan masalah. Anak
usia dini adalah peneliti kecil, mereka aktif melakukan percobaan dan
menganalisa apa yang ada di sekelilingnya. Di sini dukungan lingkungan untuk
menunjang perkembangan kognitif anak sangat diperlukan. Interaksi yang sehat
antara anak dan lingkungan dapat mengoptimalkan perkembangan kognitifnya.
d.
Perkembangan Intelektual
Perlu kita ketahui bahwa perkembangan
intelektual anak pada usia dini sangat berpotensi untuk menyerap berbagai macam
hal baru. Untuk itu, kita harus membimbing anak kita untuk bisa terus
mengembangkan intelektualitasnya dengan berbagai cara.
Perkembangan intelektual anak bisa kita
kembangkan dengan music. Memperdengarkan music kalsik pada anak sejak usia dini
bahkan dari masa kandungan akan membantu anak mengembangkan kognitifitasnya.
Telah banyak ilmuan yang mengadakan penelitian mengenai hal ini dan dari
penelitian, music klasik memang bisa merangsang intelektual anak dari usia
dini. Selanjutnya, perkembangan intelektual anak juga mengarahkan anak untuk
menirukan hal-hal disekitarnya. Oleh karena itu, berperilaku yang baik di depan
anak akan membuat anak juga meniru perilaku kita.
Selain itu, intelektual anak pada usia
dini juga sangat kuat untuk menyerap kesenian dan bahasa. Mengajarkan kesenian
ada anak dari usia dini akan lebih mudah terserap dari pada saat usia dewasa.
Kemudian, mengajarkan anak untuk mempelajari bahasa juga lebih mudah diserap
saat usianya masih dini. Melihat kemampuan intelektual anak sangat kuat pada
usianya yang masih dini, kita sebagai orang tua harus bisa membimbing dan
memfasilitasi mereka untuk terus belajar.
e.
Perkembangan Bahasa
Bicara
merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih
bayi sering kali dengan menggunakan bahasa tubuh dapat memenuhi kebutuhannya.
Namun hal tersebut kurang di mengerti oleh orang dewasa apa yang dimaksud oleh
anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil selalu berusaha agar orang
lain mengerti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara
dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif
dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain yang dipakai anak
sebelum pandai berbicara.
Secara
garis besar ada dua ketrampilan berbahasa, yaitu ketrampilan bahasa lisan dan
ketrampilan bahasa tulis. Dan secara umum ketrampilan bahasa dibagi menjadi
empat, yaitu menyimak, bicara, membaca, menulis. Secara real, anak-anak perlu
untuk mempelajari ketrampilan bahasa terutama bahasa lisan.
Secara umum tahap-tahap
dalam anak yaitu:
1.
Aquisition (akuisisi), merupakan
bahasa pertama yang dipelajari oleh anak, biasa disebut dengan bahasa ibu
(menirukan dan mendengarkan) dan merupakan bahasa lisan. Dimulai dari usia 0-6
tahun, bahasa yang dipelajari ataupun yang digunakan merupakan kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan kata-kata yang lain.
2.
Learning (belajar),
anak mulai belajar bahasa tulis dan dimulai setelah anak lulus dari TK. Di TK
anak belajar menulis ataupun membaca itu hanya sebagai pembiasaan untuk melatih
motorik anak.
f.
Perkembangan Sosial dan Emosi
Perilaku sosial merupakan aktivitas dalam hubungan dengan
orang lain, baik dengan teman sebaya, guru, orang tua maupun saudara-saudaranya.
Saat berhubungan dengan orang lain, terjadi peristiwa-peristiwa yang sangat
bermakna dalam kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya, dan
membentuk perkembangannya menjadi manusia yang sempurna.
Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar
dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian
dari kelompoknya. Di dalam perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki
kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial di mana mereka berada.
Secara singkat dapat dikatakan
bahwa perkembangan sosial anak adalah suatu proses dalam kehidupan anak untuk
berperilaku sesuai dengan norma atau aturan dalam lingkungan kehidupan anak. Perilaku
yang ditunjukkan oleh seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat
dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Perkembangan emosi seorang anak sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa perkembangan
sosioemosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan hubungan
interpersonal (Papalia, 2004). Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan
sosial emosional berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak
mempelajari nilai-nilai dan perilaku yang diterima dari masyarakat
2.3 Permasalahan
yang terjadi pada Perkembangan Anak Usia Dini
a.
Permasalahan Perkembangan Fisik Anak
Usia Dini
Penyebab Anak Cacat Fisik
·
Peristiwa
kelahiran
Di negara
sedang berkembang, penyebab cacat mental yang utama adalah kerusakan pada otak
saat kelahiran. Kehamilan yang tidak di control, bimbingan persalinan yang
tidak tepat, bantuan persalinan salah, fasilitas persalinan yang kurang memadai
banyak mengakibatkan kerusakan pada otak anak.
·
Infeksi
Anak
menderita infeksi yang merusak otak seperti meningitis, encephalitistu
berkulosis, dan lain-lain. Sekitar 30%-50% dari mereka yang mengalami kerusakan
otak akibat penyakit-penyakit tersebut menderita deficit neorologikdan cacat
mental
·
Malnutrisi
berat
Kekurangan
makanan bergizi semasa bayi dapat mengganggu partumbuhan dan fungsi susunan
syaraf pusat. Malnutrisi ini kebanyakan terjadi pada kelompok ekonomi lemah.
·
Kekurangan
yodium
Kekurangan
yodium dapat mempengaruhi perkembangan mental anak, termasuk salah satu
penyebab cacat mental. Untuk mengenal anak cacat mental secara dini, beberapa
gejala ini dapat dijadikan indicator.
b. Permasalahan
Perkembangan Intelektual dan Emosi Anak Usia Dini
Usia dini merupakan masa yang paling baik untuk meletakan dasar
yang kokoh bagi perkembangan mental - emosional dan potensi otak anak yang akan
mempengaruhi kejiwaan anak. Teori dan penelitian Daniel Goleman tentang
kecerdasan emosi (Emotional Intelligence/EQ), mengingatkan bahwa
keberhasilan hidup manusia tidak semata-mata ditentukan oleh kecerdasan
intelektual (IQ) seperti yang dipahami sebelumnya, tetapi justru ditentukan
oleh emotional intelligence. Kecerdasan emosi ini sangat terkait dengan
belahan otak kanan.
Hasil
penelitiannya menunjukan bahwa:
Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar (80%)
ditentukan oleh kecerdasan emosi(EQ).Sehingga anak yang kurang dalam pemenuhan
kebutuhan perkembangan emosi senantiasa akan mengalami gangguan emosi dan
perilaku seperti, agresif secara verbal dan/atau fisik yang bisa membahayakan
dirinya atau orang lain, menarik diri atau tidak percaya diri, pencemas dan
juga bisa hiperaktif, yang mengakibatkan kurang perhatian dalam kegiatan
disekolah secara optimal dan selalu menunjukan skala rendah dalam pencapaian
program pembelajaran yang telah ditargetkan
.Perkembangan emosi yang dibutuhkan anak usia dini meliputi
segala bentuk hubungan yang erat, hangat dan menimbulkan rasa aman serta
percaya diri sebagai dasar dari perkembangan selanjutnya, yang ini mutlak perlu
diperhatikan oleh orang tua ataupun guru sejak dini
Penanganan dan menganalisis kebutuhan emosi anak usia dini
diperlukan deteksi dini yang serius dan tuntas dan harus didukung oleh
informasi dan pengumpulan data yang akurat dan lengkap dari berbagai pihak
mengenai diri anak mulai dari kandungan, setelah dilahirkan sampai anak
memasuki Pendidikan Anak Usia Dini serta pada pengaturan yang diterapkan kepada
anak oleh orang tua. Apabila masalah perkembangan emosi pada anak kurang
diperhatikan atau tidak dipenuhi dan tidak segera ditangani maka akan berakibat
vital terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik tingkat kecerdasan (IQ),
kecerdasan emosional (EQ), serta kecerdasan spiritual (SQ).
Tujuan dari analisis gangguan perkembangan anak pada usia
dini adalah untuk mengetahui karakteristik, gejala-gejala yang menyebabkan
timbulnya gangguan/kelainan untuk memperkirakan kemungkinan bantuan yang akan
diberikan serta melaksanakan tindak lanjut agar anak dapat diantisipasi supaya
masa yang akan datang tidak selalu fatal.
c. Permasalahan
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan bahasa, seorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan kepada orang
lain, baik secara lisan atau secra tertulis.
Tidak menutup
kemungkinan akan ditemukan anak usia dini yang mengalami kesulitan dalam
berbahasa, tidak mampu memahami bahasa lisan, tidak mampu mengutarakan isi hati
dengan kaimat, berbicara tidak jelas, gagap, dsbnya. Sebagaimana kita ketahui
bersama bahwa bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi
setiap orang. Seorang anak akan mengembangkan kemampuan bergaul (social
skill) dengan orang lain.
Penguasaan
keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan
kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat
berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan
bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
anak.
Keterlambatan
dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat
kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari
ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat
bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus
dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya
mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius
adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah.
Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya
adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar
berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal
atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat
berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa,
terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang
seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan
paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan
pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan
(stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan
didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius
keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak
hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih
luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang
sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih
atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar
berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik.
Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan
berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih
rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka,
apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu
perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu
mendapatkan perhatian serius. Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang
dikaruniakan Tuhan.
Potensi tersebut perlu dirangsang dan difasilitasi agar dapat
berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan bahwa masa anak usia dini merupakan
masa peka dan amat penting bagi perkembangan anak. Stimulasi terhadap anak yang dilakukan
oleh orangtua maupun orang lain disekitar lingkungan anak akan membekas kuat
dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan berdampak
negatif jangka panjang yang sulit diperbaiki. Roseau (Slamet Suyanto, 2003:
2-3) menggambarkan bahwa: masa peka tersebut ibarat saat yang tepat bagi
seorang tukang besi untuk menempa besi yang dipanaskan. Para penempa pasti tahu
benar kapan besi harus ditempa. Terlalu awal ditempa, besi sulit dibentuk dan
dicetak. Sebaliknya apabila terlambat menempa maka besi akan hancur. Jadi saat
yang paling baik bagi seorang anak untuk memperoleh evaluasi
pendidikan yang tepat adalah saat usia dini.
No comments:
Post a Comment